TUGAS
KELOMPOK MATA KULIAH
KOMUNIKASI
KESEHATAN
Konsep dan Teori
Komunikasi Kesehatan serta Ruang Lingkupnya
Disusun Oleh :
1. Desy Dwi Ambar W. ( 182110101030 )
2. Selly Nurmalia D. ( 182110101088 )
3. Ainun Munfaarisa ( 182110101105 )
4. Siti Safinatun N. ( 182110101135 )
5. Safira Sahida D. ( 182110101148 )
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukut kami panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep
dan Teori Komunikasi Kesehatan serta Ruang Lingkupnya
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi bagi pembaca.
Jember,
9 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada
setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung
satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain
dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi
baik secara verbal maupun non verbal
(bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
Untuk dapat menyampaikan dan menerima informasi dari
satu manusia ke manusia lain yaitu dengan cara bekomunikasi. Komunikasi
memiliki beberapa bentuk dan model komunikasi. Berbagai bentuk dan model
tersebut mempermudah bagi manusia untuk saling berkomunikasi satu sama lain.
Dengan mempermudah komunikasi satu sama lain sama halnya dengan memperlancar
penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain sehingga informasi tersebut
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
konsep komunikasi kesehatan?
2. Bagaimana teori komunikasi berpengaruh pada komunikasi
kesehatan?
3. Bagaimana
model untuk strategi perubahan perilaku?
4. Bagaimana
ruang lingkup komunikasi kesehatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui konsep dalam komunikasi dan komunikasi kesehatan
2. Mengetahui
konsep teori dalam komunikasi kesehatan
3. Untuk
mengetahui strategi perubahan perilaku
4. Untuk
mengetahui ruang lingkup komunikasi kesehatan
BAB II.
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah
proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang atau simbol
bahasa atau gerak (non verbal), untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Stimulus atau rangsangan ini dapat berupa suara/bunyi atau bahasa lisan, maupun
berupa gerakan, tindakan atau simbol-simbol yang diharapkan dapat dimengerti
oleh pihak lain, dan pihak lain merespon atau bereaksi sesuai dengan maksud
pihak yang memberikan stimulus.
Menurut
Liliweri (2008), komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan suatu pesan dari
satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. Proses komunikasi biasanya
melibatkan dua pihak, baik antar individu dengan individu, individu dengan
kelompok atau antar kelompok dengan kelompok yang berinteraksi dengan
aturan-aturan yang disepakati bersama.
2.1.1. Komunikasi Kesehatan
Komunikasi
kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku
kesehatan individu dan komunitas masyarakat, dengan menggunakan berbagai
prinsip dan metode komunikasi baik komunikasi interpersonal, maupun komunikasi
massa. Selain itu, komunikasi kesehatan juga dipahami sebagai studi yang
mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi untuk
menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat mempengaruhi individu dan
komunitas agar dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan
kesehatan (Liliweri, 2008).
Komunikasi
kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan,
kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan
yang sejauh mungkin mengubah dan memperbaharui kualitas individu dalam suatu
komunitas masyarakat dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa komunikasi kesehatan
merupakan aplikasi dari konsep dan teori komunikasi dalam transaksi yang
berlangsung antar individu/kelompok terhadap isu-isu kesehatan. Tujuan pokok
dari komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku kesehatan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan.
2.1.2. Peran Penting Komunikasi Kesehatan
a. Komunikasi kesehatan dengan pasien/penderita
Komunikasi
kesehatan dengan pasien atau penderita meliputi informasi yang berkaitan dengan
kondisi kesehatan individu, informasi bagaimana memaksimalkan perawatan dan
bagaimana pemberian terapi. Komunikasi kesehatan pada pasien/penderita lebih
bersifat terapeutik yang artinya memfasilitasi proses penyembuhan. Permasalahan
dalam proses komunikasi yang sering terjadi antara pasien-ahli kesehatan adalah
banyaknya penggunaan kosa kata yang terlalu panjang, sulit dimengerti,
kompleks, serta penggunaan istilah-istilah medis yang seringkali tidak dipahami
oleh pasien. Oleh karena itu jika komunikasi antara ahli kesehatan dengan
pasien dilihat sebagai interaksi antara dua individual, maka menjadi suatu hal
yang penting bahwa kedua belah pihak berbicara dalam "bahasa" yang
sama
b. Komunikasi
kesehatan dengan pihak keluarga
Komunikasi
kesehatan dengan pihak keluarga juga harus diperhatikan. Jika ada anggota
keluarga yang menderita sakit dan harus menjalani serangkaian terapi dan
pengobatan, keseluruhan proses ini harus diketahui dan dipahami oleh pihak
keluarga. Karena yang seringkali terjadi, setiap kali anggota keluarga akan
menjalani terapi muncul reaksi emosional dan psikologis tertentu. Jika pihak
keluarga tidak memberikan penjelasan informasi yang tepat tentang rangkaian
terapi pengobatan yang harus dijalani, besar kemungkinan anggota keluarga yang
sakit ini menolak untuk menjalani terapi yang harus dilalui. Menolak dan
menghindar dari terapi karena merasa takut dan cemas.
c. Komunikasi
kesehatan untuk masyarakat
Komunikasi
kesehatan untuk masyarakat lebih mengarah pada bentuk promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran komunitas masyarakat dalam hal
pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan saja. Promosi
kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan
berupa perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun lingkungan
organisasi. Perkembangan
yang terjadi di tengah-tengah komunitas masyarakat dalam mengkomunikasikan
isu-isu kesehatan telah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan
ini ditandai dengan terjadinya peningkatan akses untuk memperoleh informasi
kesehatan, meningkatnya perhatian anggota masyarakat terhadap isu-isu kesehatan
dan meningkatnya tuntutan untuk memperoleh informasi kesehatan yang
berkualitas.
2.2. Konsep dan Teori yang Berpengaruh dalam Komunikasi kesehatan
Suatu hubungan akan berjalan baik
apabila komunikasi diantara satu dengan yang lain berjalan dengan efektif. Oleh
karena itu, mengingat pentingnya komunikasi dan seiring berkembangnya kehidupan
manusia muncul lah teori komunikasi.
Teori
Komunikasi merupakan suatu pemikiran mengenai sistem penyampaian pesan yang
didalamnya terdiri atas komponen-komponen berupa unsur komunikasi. Komponen –
komponen tersebut saling terikat demi tersampainya pesan dari komunikator
kepada komunikan.
Salah satu teori
komunikasi yang akan penulis jelaskan dalam makalah ini yaitu teori komunikasi Dependensi Efek Komunikasi Massa
atau yang lebih dikenal dengan
sebutan teori Dependensi
Media atau teori Ketergantungan Sistem Media (media system dependency theory).
Gagasan yang menjadi kerangka dasar bagi teori
dependensi media ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1976 oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur melalui
artikel yang berjudul “A Dependency Model or Mass-Media Effects”.
Artikel tersebut, mereka mencoba untuk menjelaskan
perbedaan efek media massa terhadap individu dan pengaruh media massa terhadap
masyarakat.
Dari sekian banyak teori komunikasi massa yang dirumuskan oleh para ahli, teori dependensi
adalah teori komunikasi massa pertama yang memandang khalayak sebagai sebuah
bagian yang berperan aktif dalam proses komunikasi. Hal ini tentu sangat
berbeda dengan teori komunikasi massa sebelumnya utamanya teori efek media massa seperti teori jarum hipodermik, yang memandang khalayak sebagai bagian yang sangat
pasif dalam proses komunikasi. (Ambar, 2018)
Pemikiran
terpenting dari teori ini adalah bahwa masyarakat modern menjadi tergantung
pada media massa sebagai sumber informasi dan orientasi kepada apa yang tengah terjadi
di masyarakat. Jenis dan tingkat ketergantungan akan dipengaruhi oleh sejumlah
kondisi struktural, meskipun kondisi terpenting berkaitan dengan tingkat perubahan, konflik
atau tidak stabilnya masyarakat tersebut. Teori ini menjelaskan hubungan antara
tiga perangkat variabel utama dan menentukan jenis efek tertentu sebagai hasil
interaksi antara ketiga variabel tersebut. Pembahasan lebih lanjut mengenai
teori ini ditujukan pada jenis-jenis efek yang dapat dipelajari melalui teori
ini. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1) Kognitif
a. Menciptakan
atau menghilangkan ambiguitas.
b. Pembentukan
sikap. Agenda-setting.
c. Perluasan
sistem keyakinan masyarakat.
d. Penegasan/penjelasan
nilai-nilai.
2) Afektif
a. Menciptakan
ketakutan atau kecemasan.
b. Meningkatkan
atau menurunkan dukungan moral.
3) Behavioral
a. Mengaktifkan/menggerakkan
atau meredakan.
b. Pembentukan
isu tertentu atau penyelesaiannya.
c. Menjangkau
atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas.
d. Menyebabkan
perilaku dermawan (menyumbangkan uang)
Teori dependensi
media memiliki beberapa prinsip dasar, diantaranya adalah :
1) Pengaruh
media massa terjalin atau terintegrasi dengan sistem sosial, peran media massa
dalam sistem sosial, dan hubungan antara individu dan media massa.
2) Besarnya
pengaruh media massa terhadap khalayak ditentukan oleh penggunaan media massa
oleh khalayak serta alasan khalayak memilih dan menggunakan media massa
tertentu.
3) Tujuan
individu atau masyarakat luas menggunakan media massa adalah untuk memahami
dunia sosial, bertindak secara efektif dan penuh makna dalam masyarakat, serta
untuk pelarian atau hiburan.
4) Semakin
besar tingkatan kebutuhan atau dependensi media maka efek media masa terhadap
khalayak akan semakin besar.
2.3. Strategi Perubahan Perilaku
1) Inforcement (Paksaan)
a.
Perubahan
perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan peraturan atau
perundangan.
b.
Menghasilkan
perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)
2)
Persuasi
Dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan
argumentasi. Melalui pesan seperti jangan makan babi karna bisa menimbukkan
penyakit H1N1 ataupun melalui diskusi seperti diskusi tentang abortus yang
membahayakan jika digunakan untuk alasan yang tidak baik
3)
Fasilitasi
Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang
mendukung. Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan
Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa proses
yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi. Ketika ada rangsangan yang
dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan menimbulkan aksi dan kemudian
hal itu menjadikan perbahan perilaku.
4)
Education
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran,
mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan
perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.
2.3.1. Bentuk Perubahan Perilaku
1)
Perubahan
alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam
(lingkungan) secara alamiah
2)
Perubahan
terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh
yang bersangkutan
3)
Kesiapan
berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses
internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini
berbeda pada setiap individu.
2.3.2. Tahapan Perubahan Perilaku
Terdapat 6 tahapan perubahan
“Model Transteoretikal” (Simon-Morton, Greene &
Gottlieb, 1995)
:
1)
Prekontemplasi
Pada tahap ini klien belum menyadari adanya permasalahan
ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu memerlukan
informasi dan umpan balik untuk menimbulkan kesadaran akan adanya masalah dan
kemungkinan untuk berubah. Nasehat mengenai sesuatu hal/informasi tidak akan
berhasil bila dilakukan pada tahap ini.
2)
Kontemplasi
Sudah timbul kesadaran akan adanya masalah. Namun masih
dalam tahap keraguraguan. Menimbang-nimbang antara alasan untuk berubah ataupun
tidak. Konselor mendiskusikan keuntungan dan kerugian apabila menerapkan
informasi yang diberikan.
3)
Preparasi
(Jendela kesempatan untuk melangkah maju atau kembali ke tahap kontemplasi).
4)
Aksi
(Tindakan)
Klien mulai melakukan perubahan. Goalnya adalah
dihasilkannya perubahan perilaku sesuai masalah.
5) Pemeliharaan
Pemeliharaan
perubahan perilaku yang telah dicapai perlu dilakukan untuk terjadinya
pencegahan kekambuhan.
6)
Relaps
Saat terjadi kekambuhan, proses perubahan perlu diawali
kembali. Tahapan ini bertujuan untuk kembalinya upaya aksi.
2.4 Ruang Lingkup Komunikasi dan Komunikasi Kesehatan
2.4.1 Ruang Lingkup Komunikasi
1) Komunikasi
Intrapersonal
Komunikasi yang dilakukan diri sendiri
sehingga dalam konteks inilah tidak diperlukan
orang lain untuk menjadikan lawan bicara.
2) Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi yang dilakukan antara dua
orang secara tatap muka yang memungkinkan
setiap orang dapat menangkap reaksi orang lain secara langsung. Meskipun setiap
orang dalam komunikasi dapat mengubah topik pembicaraan, kenyataannya dalam
komunikasi intrapersonal bisa didominasi hanya satu pihak.
3) Komunikasi
Kelompok
Komunikasi yang dilakukan oleh
sekumpulan orang saling berinteraksi satu sama lain memiliki tujuan sama atau
saling bergantung satu sama lain dan mengenal satu sama lain meskipun setiap
orang memiliki peran berbeda.
4) Komunikasi
Publik
Komunikasi antara satu orang dengan
memiliki lawan bicara dengan jumlah lebih banyak namun tidak saling mengenal
dan biasanya bersifat informal.
5) Komunikasi
Organisasi
Komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal atau informal dan langsung dalam jaringan yang lebih
besar dari komunikasi kelompok.
6) Komunikasi
Massa
Komunikasi yang dilakukan dengan bantuan
media massa baik cetak maupun elektronik dan memiliki biaya relatif mahal.
Biasanya dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang ditujukan kepada sejumlah
besar orang di banyak tempat, anonym dan heterogen.
2.4.2. Ruang Lingkup Komunikasi Kesehatan
Ruang lingkup komunikasi
kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan, serta kebijakan kesehatan.
1)
Pencegahan penyakit (Preventif)
Secara
umum usaha kesehatan dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu:
a.
Usaha pencegahan (Preventif)
b.
Usaha pengobatan (Akuratif)
c.
Usaha promotif
d.
Usaha rehabilitative
2)
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.Menurut Leavell dan Clark
(1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat terdapat 5 tingkat pencegahan
terhadap penyakit yaitu:
a.
Promotion of health
b.
Specific protection
c.
Early diagnosis and prompt treatment
d.
Limitation of disability
e.
Rehabilitation
3)
Kebijakan Kesehatan
Kebijakan Kesehatan ialah segala sesuatu untuk
mempengaruhi faktor-faktor penentu di sektor kesehatan agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
BAB III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi kesehatan adalah usaha
sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan individu dan
komunitas masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi
baik komunikasi interpersonal, maupun komunikasi massa. Komunikasi kesehatan
memiliki peran yang sangat penting dalam penentuan strategi perubahan perilaku
dalam masyarakat.
Ruang lingkup komunikasi
terdiri atas komunikasi intrapribadi , komunikasi antarpribadi, komunikasi
kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Serta
ruang lingkup komunikasi kesehatan sendiri terdiri atas pencegahan penyakit,
promosi kesehatan, dan kebijakan kesehatan.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah Konsep dan Teori Komunikasi
Kesehatan serta Ruang Lingkupnya, diharapkan pembaca dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan benar dalam
masyarakat. Pembaca diharapkan dapat memahami definisi komunikasi kesehatan dan
perbedaan ruang lingkup komunikasi dan ruang lingkup komunikasi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Liliweri, Alo.
2008. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Soekidjo
Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Yayi Suryo
Prabandari .2009. Strategi perubahan
Perilaku . http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Ilmu%20Sosial/Strategi%20Perubahan%2
0Perilaku.pdf, online
Zumroh
Hasana.2010. Makalah Perubahan Perilaku
Sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan. UNAIR Surabaya. http://zumrohhasanah.wordpress.com
(“7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Menurut Everett M.
Rogers dalam Mulyana (2012:6,”
n.d.)
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Menurut Everett M. Rogers dalam
Mulyana (2012:6 [WWW Document], n.d. URL http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:xVzy_TpJ1XsJ:eprints.umm.ac.id/35178/3/jiptummpp-gdl-bintiwinar-48273-3-babii.pdf+&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id
(accessed 3.10.19).
Ambar, 2018. Teori Dependensi
dalam Komunikasi Massa [WWW Document].PakarKomunikasi.com. URL
https://pakarkomunikasi.com/teori-dependensi-dalam-komunikasi-massa (accessed
3.10.19).
Komentar
Posting Komentar