PAPER
MANAJEMEN PENGELOLAAN
LIMBAH INDUSTRI
PENGELOLAAN
AIR LIMBAH DAN PEMBUANGAN TINJA
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan Kelas
D)
Selasa,
Pukul 08.40 s.d 10.30 WIB
Ruang
Kuliah 2
Dosen
Pengampu :
Rahayu Sri Pujiati, S.KM.,M.kes
Disusun
Oleh:
SAFIRA SAHIDA DINI (182110101148)
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
JEMBER
2019
PENDAHULUAN
Limbah adalah semua benda yang
berbentuk padat , cair, maupun gas, merupakan bahan buangan yang berasal dari
aktivitas manusia secara individu maupun hasil aktivitas kegiatan lainnya
diantaranya industri, rumah sakit, laboratorium, reactor nuklir dan lain-lain.
Menurut Willgooso (1979) air limbah adalah water carrying waste from homes,
bussines and industries that is mixture of water and dissolved or suspended
solids. Menurut USEPA 1977 wastewater is water carrying dissolved or suspended
solids from homes, farm, bussinesess and industries.
Batasan lainnya mengatakan bahwa air
limbah adalah campuran
dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan air
hujan yang mungkin ada. Dari batasan dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan
lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya volumenya besar karena kurang lebih 80% dari air
yang digunakan bagi kegiatan manusia sehari-hari dibuang lagi dalam bentuk yang
sudah kotor (tercemar). Dan akhirnya air limbah akan kembali ke sungai atau laut dan digunakan lagi oleh manusia. Oleh karena itu, air
buangan ini harus dikelola atau diolah secara baik. (Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Indonesia merupakan negara
penyumbang sistem sanitasi ( pengelolaan air
limbah domestic) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar (
ANTARA News, 2006 ).Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002,
tidak kurang dari 400.000 m3/ hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke
sungai dan tanah tanpa pengolahan
terlebih
dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa. Pembuangan
akhirlimbah tinja umumnya dibuang menggunakan beberapa cara antara lain
dengan menggunakan septic
tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke tanah , dan ada juga
yangdibuang ke kolam atau pantai.
Masyarakat yang
sebagai pelaku konsumsi pun akan “mengeluarkan” limbah-limbah sebagai hasil
penggunaan hasil barang produksi tersebut yaitu limbah rumah tangga. Meskipun
sedikit dan tidak
berbahaya bukan berarti dapat membiarkan limbah rumah tangga dibuang begitu saja
secara langsung ke lingkungan. Di beberapa daerah
pedesaan yang ada di Indonesia,
masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan
sanitasi yang sangat minim masih
banyak masyarakat membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai jamban maupun kakus karena faktor
ekonomi dan kebiasaan.
Berdasarkan WHO atau UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di
kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang
pantas.
Dalam kegiatan mandi dan mencuci pakaian di
sungai serta buang air besar di tempat terbuka membuat orang mudah terpapar
penyakit, mengontaminasi air tanah dan permukaan serta menurunkan kualitas tanah dan tempat
tinggal. Salah satu cara dalam
memutuskan mata rantai penularan penyakit dan pencegahan agar lingkungan tidak
tercemar oleh tinja manusia sehingga penyebaran penyakit melalui tinja manusia
dapat dikurangi adalah dengan pembuangan tinja harus
dilakukan dengan baik dan benar. (14,2013).
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang
dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Teknologi
pengolahan limbah rumah tangga yang dipilih pun harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang
bersangkutan cara memilih teknologi yang tepat dan benar masyarakat harus
mengetahui gambaran umum tentang metode-metode pengolahan air limbah yang ada baik tentang
prinsip kerja dan tentang penerapan metode serta keuntungan dan kerugian pada faktor biaya..
Perkembangan suatu kota sangat terkait dengan pertumbuhan
juralah penduduk sernakin besar pertumbuhan jumlah penduduk dapat berarti kota
tersebut memiliki daya tarik untuk ditinggali. Air limbah rumah tangga daerah
perkotaan sumber utama pencemaran air diperkirakan sekitar 50 -75% dari betlari
organik sungai berasal dari limbah ini karena
pembuangan air limbah tidak pada tempatnya dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit saluran pencernaan dan penyakit lainnya.
Salah satu komponen
infrastruktur yang dibuat adalah
perbaikan sanitasi lingkungan perkotaan program telah dilakukan sehubungan
dengan kebijakan di bidang sanitasi lingkungan perkotaan antara lain yaitu
pembuatan MCK, jamban keluarga dan Septic tank Communal. Pada beberapa lokasi
permukiman yang padat pembuangan air limbah rumah tangga yang berlangsung pada
umumnya melalui septick tank atau langsung ke saluran-saluran primer dan
pantai.
Ada beberapa jenis limbah diantaranya :
·
Limbah
rumah tangga
·
Limbah
industri
·
Limbah
rumah sakit
·
Limbah
nuklir
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagioleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.Zat-zat yang
harusdikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni
(urine), danCO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Dari segi kesehatan
masyarakat pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok pertambahan
penduduk dapat mempercepat penyebaran penyakit yang ditularkan melalui tinja.
Oleh karena itu kotoran manusia (faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang
multi kompleks Penyebaran penyakit yang bersumber pada feces dapat melalui
berbagai macam cara.
Jamban
tidak sehat dalam ilmu kesehatan lingkungan dari berbagai jenis kotoran manusia
yang. Yang lebih dipentingkan adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena
kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik tersendiri dan dapat menjadi
sumber penyebab timbulnya berbagai macam penyakit saluran pencernaan. (Azwar,
1995)
Aspek yang terkait dengan
komponen pengolahan limbah hasil produksi:
1. Reduce
2. Reuse
3. Recycle
PEMBAHASAN
Menurut
Kasim (1985) air limbah adalah cairan yang dibawa
melalui air berasal dari rumah tangga,
komersial, atau proses industry bersama dengan air permukaan, air hujan, atau
infiltrasi air tanah. Hampir disetiap aktivitas manusia
menghasilkan limbah mulai dari proses metabolisme
didalam tubuh hingga proses-proses industri yang berbasis teknologi tinggi.
Menurut
Azwar (1995) tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh
manusia melalui anus sebagai sisa dari proses metabolisme didalam tubuh,
makanan disepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus). Tinja biasa disebutkan dengan istilah kotoran
manusia yang artinya bahan buangan
yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO2)
yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernafasan, keringat, lendir dari
ekskresi kelenjar.
Menurut Siregar (2005)
karakteristik fisik limbah cair yang sangat mudah
terlihat
pencemaran air limbah juga sangat mudah terlihat dari
karakteristik fisiknya. Hal yang dapat mempengaruhi karakteristik fisik yaitu
aktivitas penguraian bahan bahan organik pada air buangan oleh mikroorganisme.
Penguraian ini akan menyebakan kekeruhan dapat terjadi akibat lumpur, tanah
liat, zat koloid, dan benda-benda terapung yang tidak segera mengendap. Dapat
disimpulkan bahwa karakteristik fisik
yang dimiliki oleh limbah cair dapat dilihat
dan diketahui memalui warna, bau,
dengan adanya endapan atau zat tersuspensi dari lumpur limbah serta temperature.
Menurut
Siregar (2005) kandungan
mikroorganisme dalam limbah cair juga mempengaruhi
karakteristik biologis limbah cair.
Terdapat di dalam air limbah, seperti bakteri, virus, jamur, ganggang,
protozoa, porifera, dan crustacea sangat penting terutama dalam hubungannya
dengan air minum serta untuk keperluan kolam renang.
Karakteristik
kimia limbah cair dipengaruhi oleh kandungan bahan kimia pada limbah cair.
Kandungan bahan kimia ini pada umumnya dapat merugikan lingkungan bahan kimiia yang umumnya terkandung
dalam limbah cair diantaranya adalah bahan organik, protein, karbohdrat, lemak dan minyak,
fenol, bahan organk, pH, klorida, sulfur, zat beracun, logam berat, metana,
nitrogen, fosfor dan gas..
Air
limbah merupakan air bekas yang berasal dari kamar mandi, dapur atau cucian
yang dapat mengotori sumber air seperti sumur,sungai serta lingkungan secara
keseluruhan dampak
yang ditimbulkan akibat tidak adanya SPAL (saluran pembuangan air limbah) yang
memenuhi syarat kesehatan.
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran
air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a.
Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah
sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
b.
Tidak mengotori permukaan tanah.
c.
Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
d.
Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
e.
Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
f.
Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang
mudah didapat dan murah.
g.
Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Beberapa
jenis aktivitas manusia yang menghasilkan limbah diantaranya adalah aktivitas
dalam bidang rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, pertanian,
dan pelayanan jasa. Aktivitas perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas
penunjang kegiatan pelayanan masyarakat contohnya jumlah pegawai, kebiasaan
hidup bersih pegawai, dan tingkat kesadaran pegawai dalam penghematan
penggunaan air. Aktivitas alam
disebabkan dengan adanya hujan merupakan
yang menghasilkan limbah cair yang disebut aliran air . Air hujan yang mengalir
diatas permukaan tanah akan menjadi air permukaan yang dapat masuk kesaluran
limbah cair rumah tangga yang retak atau sambungannya kurang sempurna, sebagai
air luapan.
Limbah
apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkab bencana, yaitu :
1) Sumber penyakit
2) Pencemaran lingkungan
3) Kematian lokasi dan pengolahan limbah yang
kurang memadai (pembuangan limbah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa organisme pembawa patogen seperti lalat dan tikus yang
dapat menjangkit penyakit,
Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar
tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara
lain:
1. Gangguan kesehatan air limbah dapat mengandung
bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air. Selain itu di dalam
air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya
2. Penurunan kualitas lingkungan air
limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan danau) dapat
mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Missal bahan organik yang
terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan
penurunan kadar oksigen yang terlarut didalam sungai
3. Gangguan terhadap kerusakan benda
adakalanya air limbah
mengandung zat-zat yang
dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti
H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang
terbuat dari besi misal pipa saluran air
limbah
Limbah industri (industrial
waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya banyak
menggunakan air pada proses produksinya selain itu limbah cair juga dapat berasal dari
bahan baku yang mengandung air sehingga di dalam proses pengolahannya, air
harus dibuang contoh:minyak kelapa sawit, minyak goring, tepung tapioca dll.
Limbah cair industri mengandung
bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya yang dikenal dengan sebutan B3
(Bahan Beracun dan Berbahaya). Menurut Undang-undang RI No. 23 th 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha
kegiatan atau yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya.
Berikut beberapa tahapan pengolahan
air limbah cair industri:
1. Pra-pengolahan (pre-treatment)Pada tahap
ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran ± 30×30 cm untuk
debit air 100 m2 per jam sudah cukup baik.
2. Pengolahan primer (primary treatment) Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap
padatan halus atau zat warna terlarut maupun tersuspensi yang tidak terjaring
pada penyaringan terdahulu.
3.
Pengolahan
sekunder (secondary treatment) Tahap
ini melibatkan proses biologis yang bertujuan untuk menghilangkan bahan organik
melalui proses oksidasi biokimia.
4.
Pengolahan tersier (tertiary treatment) Pengolahan tersier merupakan tahap pengolahan
tingkat lanjut yang ditujukan terutama untuk menghilangkan senyawa organik
maupun anorganik.
Septik tank berfungsi sebagai tempat penampungan tinja dan semua air limbah
yang datangnya dari toilet, atau istilah sopannya “blackwater”. Bahwa septik
tank menjadi tempat penampungan tidak salah, Cuma pemahaman ini belum lengkap. Kementerian
Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh
kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
1. Tidak mencemari air
· Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang
kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa,
dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau
diplester.
· Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
· Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari
lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
2. Tidak mencemari tanah permukaan
· Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat
sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.
· Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
3. Bebas dari serangga
· Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
· Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
4.
Tidak
menimbulkan bau dan nyaman digunakan
· Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap
selesai digunakan
· Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup
rapat oleh air
· Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
5.
Aman digunakan
oleh pemakainya
· Pada tanah yang mudah longsor, perlu penguat pada dinding lubang kotoran
dengan pasangan batu atau selongsong anyaman bambu.
6.
Mudah
dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
· Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
· Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran
7.
Tidak menimbulkan pandangan yang kurang
sopan
· Jamban harus berdinding dan berpintu
· Diwajibkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan
Limbah hasil industri menjadi salah satu
persoalan serius di era industrialisasi. Oleh karena itu, regulasi tentang
industrialisasi ramah lingkungan menjadi isu penting (Basaran, 2013; Wilson, et
al., 2012). Limbah
cair yang dihasilkan dari industri kecil tahu di berbagai daerah potensial
untuk dikembangkan menjadi energi alternatif untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan
rumah tangga dan lainnya (Darsono, 2007; Damayanti, et al., 2004).
Sinergi antara industrialisasi dan
manajemen lingkungan pada dasarnya terkait dua aspek penting, pertama:
minimalisasi sumber penghasil limbah. Hal ini mengacu prinsip produk yang
sekecil mungkin menghasilkan limbah. Artinya, hal ini tergantung jenis produk
yang dihasilkan dan proses untuk menciptakan produk itu sendiri. Kedua:
optimalisasi pemanfaatan limbah hasil industri. Apabila telah mereduksi sumber penghasil limbah
tidak bisa dilakukan karena tergantung kepada jenis produk dan jenis proses
produksinya maka harapan terakhir dari industrialisasi adalah bagaimana upaya untuk
melakukan optimalisasi limbah yang dihasilkan. Kedua: optimalisasi
pemanfaatan limbah hasil industri. Jika mereduksi sumber penghasil limbah tidak kuat dilakukan karena
tergantung kepada jenis produk dan jenis proses produksinya maka harapan
terakhir dari industrialisasi adalah bagaimana upaya untuk melakukan
optimalisasi limbah yang dihasilkan.
Beberapa aspek yang harus diperhatikan
terkait urgensi pengolahan limbah hasil produksi di sentra industri tahu yaitu
:
1.
Reduce Prinsip reduce adalah
meminimalisasi limbah, terutama hasil akhir proses produksi. tidak mungkin
tahap ini juga dapat dilakukan sedari awal yaitu bahan baku dan proses
produksi.
2.
Prinsip reuse adalah upaya pemanfaatan
kembali limbah yang dihasilkan selama proses produksi tahap selanjtnya proses
lanjutan dan pemanfaatan dibidang lain.
3.
Recycle Prinsip recycle adalah proses
daur ulang dari limbah yang telah dihasilkan sehingga bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan lain tanpa mengurangi produksi.
PENUTUP
SIMPULAN
Masyarakat masih membuang limbah secara sembarangan seperti
di sungai, laut dan permukaan tanah. Dari limbah rumah tangga, industri yang
bersifat cair maupun padat dan kehadiran limbah pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis. Pengelolaan limbah cair
setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar
bahan pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah cair tersebut
memenuhi syarat untuk dapat dibuang.
Limbah
mempunyai dampak terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat diantaranya
adalah penularan penyakit
secara cepat yang dapat menyebar melalui rantai makanan misalnya terjadi
diare, kolera dan tifus. Metode pengolahan air limbah dan air tinja didasarkan kepada peraturan perundangan dengan
tujuan peningkatan kesehatan dan hidup masyarakat dan pelestarian lingkungan
serta dilakukan dengan mengurangi jumlah dan kekuatan air limbah sebelum
dibuang ke perairan penerima maupun permukaan
tanah.
Sistem
pengelolaan air limbah dan air tinja yang dapat dijalankan degan dibangunnya infrastruktur
pengolahan air limbah/ tinja, dikarenakan semakin bertambahnya penduduk dalam
suatu wilayah maka potensi untuk terjadinya pencemaran terhadap lingkungan
semakin besar. Untuk mencegahnya, sekurang-kurangnya mengurangi
kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus
dikelola dengan baik, dengan memenuhi syarat-syarat jamban yang sehat.
SARAN
1. Air
limbah dan tinja sebelum dibuang ke lingkugan sebaiknya diolah terlebih dahulu
agar tidak bersifat bahaya.
2. Metode
pengolahan air limbah dan tinja sebaiknya didasarkan pada peraturan perudangan
dengan tujuan penigkatan kesehatan dan pelestarian lingkungan.
3. Dilaksanakannya
pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah guna menjalankan sistem
pengolahan air limbah dan tinja.
4. Menggunakan
sistem pengolahan air limbah dan tinja yang sederhana agar dapat diterapkan
oleh seluruh lapisan masyarakat.
5. Mematuhi
peraturan undang-undang mengenai Sistem Pengelolaan Air Limbah dan Tinja
6. Adanya
bak resapan (septic tank) dan saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang
memenuhi syarat
7. Selalu menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk
untuk selalu menggunakan jamban yang sehat tidak merusak lingkungan dan
pencemarannya.
8. kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih
menghargai sanitasi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar, S, 1989. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-l.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2. 14, 2014. Hubungan Antara Pengetahuan
Masyarakat Dan Peran Petugas Kesehatan Dengan Sanitasi Jamban Di Wilayah Kerja
Puskesmas Batang Asai Kabupaten Sarolangun Tahun 2013 . Universitas Batang Hari
Jambi. Jambi
3. Amalia,
Noor. 2013. Dampak Limbah Terhadap Pencemar Air Bersih. Cirebon:SMP 4
4.
Dr. Budiman, Chandra. 2007. Pengantar
Kesehatan Lingkungan. Cetakan I. EGC : Jakarta
5.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo.
Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Cet. ke-2, Mei.Jakarta : Rineka
Cipta. 2003.
6.
Damayanti, A., Hermana, J., dan Masduqi,
A. (2004). Analisis resiko lingkungan dari pengolahan limbah pabrik tahu dengan
kayu apu (Pistia stratiotes L.), Jurnal Purifikasi. 5 (4): 151-156.
7.
Basaran, B. (2013). What makes
manufacturing companies more desirous of recycling? Management of Environmental
Quality: An International Journal. 24 (1): 107- 122.
Komentar
Posting Komentar